Chip Asli Indonesia : WiMAX Xirka

PT Xirka Dama Persada menangkap peluang berkembangnya teknologi WiMax di Indonesia dengan menciptakan microchip pendukung WiMax bernama Xirka chipset. Dari ilmuwan lokal, dengan dominasi komponen lokal untuk pasar lokal adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan Xirka Chipset ini. Namun demikian, prestasinya telah mengglobal di kancah internasional.


WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wirelessaccess atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan teknologi dengan  open standar, dalam arti komunikasi perangkat  WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap  dapat dilakukan (tidak proprietary). 

Dengan kecepatan  data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband „last mile‟,  ataupun backhaul. Hal yang membedakan WiMAX  dengan WiFi adalah standar teknis yang bergabung di  dalamnya, jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European Telecommunications  Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka diciptakanlah WiMAX. 




Berbasiskan Teknologi Broadband Wireless Access

Di tengah terik matahari, berlokasi di sebuah gedung eks mess Angkatan Laut yang telah direnovasi menjadi Gedung CM berlantai 4 di bilangan Matraman, Sylvia berbagi cerita tentang inovasi teknologi telekomunikasi Indonesia, Xirka chipset. Ihwal penemuan Xirka ini adalah kolaborasi antara tim peneliti Indonesia dengan Sylvia W. Sumarlin, presiden direktur PT Dama Persada dan Rudi Hari, komisaris utama PT Dama Persada. Adalah Trio Adiono dan Eko Fajar Nurprasetyo, ilmuwan asal Indonesia yang berkarir di laboratorium korporasi di Jepang yang kerapkali memenangkan berbagai lomba desain aplikasi dan microchip di Jepang. Trio Adiono, bukan orang baru di dunia teknologi informasi. Portofolionya dibidang pembuatan beberapa microchip untuk video processing application dan perannya dalam kegiatan IC Design Training oleh VLSI for Education (VDEC) Japan, Synopsys Inc. Japan, dan sebuah perusahaan dari Silicon Valley.

Chip bukanlah barang baru di dunia IT. Namun, bagaimana dengan pembuatannya? Ternyata masih didominasi produk luar. Kali ini, beberapa kreator IT  muda Indonesia kembali menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam pembuatan chip. Chipset Wimax Xirka adalah sebuah chip yang dibuat oleh orang Indonesia asli, diluncurkan Agustus 2009. Bukan usaha mudah membuat chip dengan kompleksitas yang cukup tinggi. Xirka yang dikawal beberapa engineer Indonesia ini mulai dikembangkan pada 2006.

Chipset ini terdiri dari dua spesifikasi, yakni Chipset Xirka untuk Fixed Wimax dan Chipset Xirka untuk Mobile Wimax.  Untuk fixed wimax telah diluncurkan pada Agustus 2009. Sedangkan mobile wimax diluncurkan pada quartal keempat 2009. Tahun 2009, Xirka diproduksi massal untuk Chipset Fixed BWA (IEEE 802.16d-2004).  Xirka memiliki roadmap yang sudah direncanakan sesuai dengan kebutuhan dunia IT di Indonesia maupun Internasional. Xirka chipset generasi pertama – berupa chipset untuk Broadband Wireless Access (BWA) yang sesuai dengan standard WiMAX Forum IEEE 802.16e-2005 akan diluncurkan pada kuartal keempat tahun 2010.

Setelah Xirka generasi pertama diluncurkan, maka akan diteruskan dengan Xirka generasi kedua dan seterusnya yang mengikuti kemajuan teknologi chipset dunia. Dengan roadmap yang jelas, maka Xirka dengan mantap dan terencana akan menjadi industri chipset kelas dunia yang terus melakukan inovasi dan kontribusi tidak hanya di Indonesia tetapi juga internasional. Produk asli buatan Indonesia ini diluncurkan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman. Beliau menjelaskan, seluruh komponen di dalam Xirka merupakan buatan Indonesia. Operator yang memberikan layanan Wimax wajib menggunakan Xirka.

Menurut Kusmayanto, peran Indonesia selama ini hanyalah sebagai pengguna. ”Oleh karena itu, kami ingin Indonesia juga bisa berperan sebagai produsen. Kami dorong pengembang untuk kembangkan chip Wimax dan hasilnya adalah Xirka ini,” paparnya. Wimax, tambahnya, dipastikan akan serba Indonesia, mulai dari komponen hingga operator Wimaxnya. Dengan diciptakannya chip Wimax Xirka ini, Indonesia sudah sejajar dengan sembilan negara lain yang sudah mengembangkan chip Wimax, antara lain China, Jepang, Rusia, dan Taiwan.

Kusmayanto mengharapkan industri chipset Indonesia bisa mencapai kelas dunia. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi dan kontribusi tidak hanya dari masyarakat Indonesia, tetapi juga masyarakat internasional. Saat ini, Xirka memiliki engineer-engineer yang andal yang terbagi dalam 4 bidang yaitu, Architecture Designer, System Modeling, Prototyping, dan Medium Access Control (MAC). Dengan disiplin dan kerja keras, serta  kerjasama yang baik maka Xirka siap menjadi pemain IT global.




Dari Lokal Untuk Indonesia

Semangat innovator muda Indonesia ini akhirnya menuai hasil ketika tahun 2008 silam, Xirka mendapatkan pengakuan dari WIMAX Forum dan menjadi principal member of WIMAX Forum. Masuknya Xirka melalui PT Dama Persada menjadi principal member of WIMAX Forum ini menempatkannya menjadi produsen chipset ke delapan di dunia. Principal member ini adalah perusahaan-perusahaan atau vendor yang berkecimpung dibidang manufacturing WIMAX ataupun menjadi distributor WIMAX. Xirka yang merupakan plesetan dari kata circle atau lingkaran kini boleh bangga karena menjadi pionir chipset BWA di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Selain itu, Xirka juga meraih juara dalam Asia Pacific Information Communication Technology Award (APICTA) 2008 karena kemampuannya untuk menggabungkan antara inovasi teknologi dengan business plan serta potensi pasar di pasaran.

Xirka tipe IEEE 802.16e-2005 ini telah diluncurkan pada Agustus 2009 dan akan diproduksi secara masal pada kuartal satu tahun 2010. Target awalnya adalah satu juta chipset untuk produksi pertama dan 200-300 ribu diantaranya untuk pasar Eropa Timur dan Timur Tengah melalui agen di Jepang. Sedangkan untuk tipe fixed BWA justru telah diproduksi secara masal pada kuartal satu tahun 2009 ini.

Kendati 90% bahan Xirka adalah produk lokal, tetapi harganya masih kompetitif dengan produk serupa di dunia. Untuk sebuah chipset BWA harga standar internasional mencapai US$80 atau mencapai Rp800 ribu. Menurut Sylvia, dengan harga US$80 untuk sebuah chipset BWA, harga notebook ataupun PC menjadi lebih tinggi dan ditakutkan tak terjangkau untuk masyarakat Indonesia. Untuk itulah, Xirka hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan teknologi informasi. Sayangnya, Sylvia belum bisa menyebut harga Xirka yang akan dipasarkan, namun bisa dipastikan bahwa harganya akan jauh lebih murah dibandingkan dengan chipset BWA lainnya dengan kualitas yang tak kalah dengan chipset buatan vendor lain. “Walaupun tidak bisa dibilang murah mengingat teknologi tinggi. Namun harga Xirka masih affordable,” kata Richard Kartawijaya, juri Asia Pacific Information Communication Technology Award (APICTA) 2008.

Mengingat penggunaannya ditanamkan pada PC ataupun notebook, produsen notebook pun menjadi sasaran pasar Xirka. “Pastinya kita akan mengarah kesana. Namun, kita cenderung untuk bermitra dengan vendor lokal seperti Zyrex dan lainnya,” jelas pehobi tap dance ini. Tak hanya itu sebagai perangkat pendukung WIMAX saja, Xirka bisa dipergunakan sebagai digital TV bahkan GPS. “Tergantung pada Xirka ini diprogram untuk apa?” ungkap Sylvia. Ternyata, di sisi teknologi informasi Indonesia kini boleh berbangga dengan penemuan Xirka Chipset BWA ini. Semoga saja, dengan inovasi chipset BWA ini akan memicu munculnya inovasi-inovasi baru di bidang teknologi informasi. Sylvia pun berharap agar pemerintah mendukung munculnya inovasi-inovasi teknologi dengan penyediaan laboratorium testing (uji coba). “Dengan demikian, tak perlu terbang ke Jepang hanya untuk uji coba,” pungkasnya.



Sumber: Teknopreneur, Xirka
https://indonesiaproud.wordpress.com/2010/04/21/wimax-xirka-chip-buatan-indonesia/
http://attalicious.wordpress.com/2010/02/16/xirka-chipset-chipset-lokal-prestasi-global/

Postingan Populer